Lompat ke isi utama

Berita

Bawaslu Susun Modul Pendidikan Pengawas Partisipatif, Lolly: Kita Tonjolkan Perempuan Berdaya Mengawasi

Badan Pengawas Pemilihan Umum– Anggota Bawaslu Loly Suhenty ingin modul pendidikan pengawas partisipatif yang sedang disusun Puslitbang Diklat Bawaslu, menonjolkan perempuan berdaya mengawasi. Dia ingin kader-kader pengawas partisipatif pada Pemilu 2024 memenuhi keterwakilan perempuan.   

“Modul ini arahnya harus spesifik memunculkan perempuan berdaya mengawasi,” tegas Loly saat hadir dalam Rapat Penyusunan Modul Pendidikan Pengawas Partisipatif di Jakarta, Kamis (11/08/2022) Malam. 

Dia mengungkapkan, hasil diskusi dirinya dengan pimpinan yang lain, terwujud konsep, bagaimana caranya dalam waktu dekat bisa melakukan pendidikan politik berkenaan dengan pentingnya keterwakilan perempuan. Supaya isi tema dalam pendidikannya tidak lompat-lompat, terangnya, maka spesifik topik harus dimunculkan perempuan berdaya mengawasi.   

“Hasil diskusi dengan pimpinan lain memunculkan keterwakilan perempuan dalam kader pengawas partisipatif ini sangat penting. Jadi memang harus lebih spesifik ke nama perempuannya,” tambah teh Loly biasa dia siapa.   

Tetapi, sambung Srikandi Bawaslu ini, bukan berarti pesertanya sendiri khusus perempuan saja yang boleh mendaftar di 17 titik yang tersebar di 100 kabupaten dan kota. Namun hanya lebih spesifik menonjolkan keterwakilan perempuannya. Sehingga, tambah Loly upaya kita memberikan informasi seluas-luasnya dengan target banyak perempuan yang mendaftar, melek politik, dan mau aktif mengawasi secara partisipatif itu akan muncul nanti dari bawah.

Selain itu, Loly menegaskan perlunya disusun ulang modul ini karena modul sebelumnya berkenaan dengan pengawas partisipatif berbeda kebutuhannya ketika topik yang kita dorong adalah perempuan berdaya mengawasi.  Modul ini, sambung Loly, harus punya target yang jelas ke depan. Pertama konteks memberikan transpormasi pengetahuan yang nanti akan bergerak dalam kesadaran pentingnya melibatkan perempuan, maka hasil dari pendidikan pengawas partisipatif ini akan terlihat ujungnya.   

Kemudian, lanjut dia penting kita mengecek modul yang kemarin digunakan dengan modul yang akan digunakan. Jika ada yang relevan dari modul yang kemarin maka kita ambil. Tetapi jika ada yang kurang khususnya  berkenaan dengan pemahaman gender, dan kepemimpinan perempuan, maka ini yang harus kita tambahkan. 

Kenapa hal di atas saya bilang penting soal pengecekan modul yang lalu.  Pertama, jelas wanita asal Cianjur Jawa Barat ini, proses seleksi di 25 Bawaslu provinsi yang saat ini sedang berlangsung menimbulkan gelombang protes dari kelompok aktivis perempuan berkenaan dengan hasil enam menuju tiga yang ternyata tujuh provinsi tidak ada keterwakilan perempuannya. 

Menurut Loly, gelombang protes ini jika tidak kita kelola maka akan menjadi kontraproduktif dengan citra lembaga dan terhadap upaya kita memajukan kualitas demokrasi.*** 

Tag
BERITA